Rabu, 05 Januari 2011

Because of You

Aku mengenalmu dengan diam-diam.
Mengenal hati yang tersembunyi di balik raga yang menawan.
Mengagumi tatapan yang selalu membuatku berdebar dan tersipu.
Bahkan keanggunanmu yang mempesona dan menawarkan sejuta asa.
Terima kasih telah membiarkan hatiku mengetuk pintumu dan mempersilakannya tinggal.
Aku menanti apa yang disebut 'indah pada waktunya'.
(Kaesha -- Blora, 2 Januari 2011)

Puisi Tanpa Judul

dan kemudian...ketika asa semakin samar...
dalam sengatan lelah napas...
aku masih bisa tersenyum,
bersama puisi tanpa judul,
rangkaiannya sederhana,
namun...
dia berpelangi,
beraroma basah, hening, dan indah...
(4 Januari 2011)

Rongga Sepi

sepi merapat dalam rongga diam,
menyapa gundah sang pujangga yang merintih,
lirih yang disertai dentuman jantung bak jelajah kuda,
menyentuh rindu di sanubari alam,
memutuskan dawai kecapi dalam belantara jiwa...
(5 Januari 2011)

Selasa, 13 Juli 2010

Ketika Hati Ingin Memilih

Ketika hati bicara mengenai waktu, satu persatu pertanyaan menyayat sepi. Kegundahan yang selama ini menyelimuti jiwa sang pengelana, menjadi terkuak dalam angan.

Ketika hati bicara tentang hidup, roda yang hanya bisa berhenti oleh Yang Maha Kuasa, ternyata, masih sunyi. Tiada berkawan dengan kupu-kupu bahkan ribuan semut merah yang berjalan beriringan.

Ketika hati bicara mengenai pilihan, bagaikan berhadapan dengan jurang-jurang berlubang, samudera tak bertepi, padang pasir nan anggun, bahkan gunung berterjalkan bebatuan tajam.

Ketika hatiku ingin memilih...
dia

(Blora, 14 Juli 2010)

Jumat, 30 April 2010

Aku yang Sedang Jatuh Cinta



Ingin seperti pelangi yang bertemu dengan ujung lautan saat hujan membasahi alam yang lama dirundung kegersangan...

Ingin selalu ceria layaknya raut anak-anak saat menemukan sebuah layang-layang yang terputus dari talinya dan berlari mengejarnya...

Ingin pergi jauh ke negeri di atas awan dan melihat semua yang dilakukannya bersama keindahan bumi malam hari...

Ingin meneduhkannya dari terik sang surya seperti pohon rindang yang menaungi beberapa sayap kupu-kupu dari lelahnya hari...

Ingin merasakan semua yang terjadi di dunia ini bersama keajaiban yang dimilikinya dan membuatku hanya melihat tatapan bawah sadarnya...

Malam...
Akankah aku membisikkan semua kepadanya dan membuat tanda abadi untuknya?

Kaesha
Blora, 15 April 2008






Selasa, 13 April 2010

Puing-puing Hayre

Part 1
 
Aku tidak pernah melihat seperti apa wajah Sang Adam ciptaan-Nya yang satu ini. 

Aku dan dia tidak pernah saling mengeluarkan kata-kata.

Merasakan hembusan angin yang hangat, atau melihat percikkan embun pagi bersama. 

Bagaimana dia melangkahkan kaki, sementara aku ingin menyamai langkahnya yang selalu berpuluh ribu kaki meninggalkanku. 

Bahkan dalam mimpipun, dia selalu tak berwarna.


Dia hidup dalam duniaku yang lain, namun, bukan hanya imajinasi di dunia ini. 

Aku sama sekali tidak pernah bertatap tajam dengan kedua matanya, atau menundukkan mata karena keteduhan hatinya. 

Tapi, aku menyukainya. 

Telah mencintainya. 

Mengagumi keindahan kata-kata tanpa melihat sosok gelap yang berwibawa. 

Sebuah arus yang sulit kumengerti darimana datangnya. 

Begitu saja mengalir memenuhi ruang-ruang hampa dalam jiwa sepi, bahkan hampir mati.

Kaesha
(Blora, 2006)