Selasa, 13 April 2010

Puing-puing Hayre

Part 1
 
Aku tidak pernah melihat seperti apa wajah Sang Adam ciptaan-Nya yang satu ini. 

Aku dan dia tidak pernah saling mengeluarkan kata-kata.

Merasakan hembusan angin yang hangat, atau melihat percikkan embun pagi bersama. 

Bagaimana dia melangkahkan kaki, sementara aku ingin menyamai langkahnya yang selalu berpuluh ribu kaki meninggalkanku. 

Bahkan dalam mimpipun, dia selalu tak berwarna.


Dia hidup dalam duniaku yang lain, namun, bukan hanya imajinasi di dunia ini. 

Aku sama sekali tidak pernah bertatap tajam dengan kedua matanya, atau menundukkan mata karena keteduhan hatinya. 

Tapi, aku menyukainya. 

Telah mencintainya. 

Mengagumi keindahan kata-kata tanpa melihat sosok gelap yang berwibawa. 

Sebuah arus yang sulit kumengerti darimana datangnya. 

Begitu saja mengalir memenuhi ruang-ruang hampa dalam jiwa sepi, bahkan hampir mati.

Kaesha
(Blora, 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar